Minggu, 19 April 2009

Gila, Israel Larang Azan di Masjid

Menteri Awkaf Palestina, Sheikh Nayef Al-Rejoub, pada Rabu lalu menghimbau warga palestina di kota Al-Khalil untuk tetap mengunjungi Masjid Ibrahim, dan untuk tetap tabah melawan usaha-usaha IOF dan imigran Israel untuk meng-Yahudi-kan Masjid tersebut.

Sejumlah warga negara Palestina, termasuk Anggota Parlemen Basem Al-Za’areer, menegaskan bahwa pasukan IOF menghalangi akses Muslim masuk Masjid tersebut, yang berlokasi di jantung Kota Tua, dalam sebuah tawaran untuk mengisolasi Masjid tersebut dan memudahkan rencana zionisme mereka.



Mereka menuduh bahwa pasukan IOF secara berangsur-angsur mengubah tonggak mil dari Masjid tersebut supaya tidak diperhatikan oleh orang-orang, dan untuk menghindari protes apa pun pada bagian dari kementrian Awkaf. Para warga menambahkan bahwa dua gambar terlihat cocok dengan dinding masjid, yang satu menunjukkan dugaan kuil, dan yang kedua menggambarkan Zionis menorah (candelabrum).

Para pemuja Palestina menuduh bahwa IOF membukakan semua bagian Masjid sebelum orang-orang Yahudi selama 19 hari setahun tanpa larangan apa pun (melarang para Muslim selama hari-hari tersebut untuk memanjatkan doa mereka), sementara mengijinkan Muslim hanya 12 hari dalam setahun di tengah-tengah tindakan keras untuk perayaan keagamaan tanpa kehadiran para Yahudi.

Anggota Parlemen Palestina, termasuk Mohammed Al-Tal, menyesalkan sedikitnya Muslim yang sering mengunjungi Masjid tersebut, menghimbau semua warga Palestina untuk sholat lima waktu dalam kapasitas tersebut sebagai tempat peninggalan suci kedua Muslim di Palestina setelah Masjid Al Aqsa di Yerussalem yang telah dikuasai.

Pedagang Palestina di Kota Tua mendukung sentimen-sentimen Al-Tal ketika mereka menunjukkan kegembiraan atas kembalinya pemuja Muslim ke Masjid tersebut setelah larangan dalam waktu yang lama yang diberlakukan oleh kekuasaan pendudukan Israel (IOA), mengatakan bahwa urusan tersebut telah beku sejak perpindahan penghuni kota warga Palestina dalam jumlah besar yang berhubungan dengan IOF dan pelecehan penghuni.

Para pebisnis menghujani pendirian Al-Rejoub, memohon semua partai yang terlibat untuk memberikan lebih banyak perhatian kepada Kota Tua dan Masjid tersebut, dan untuk menaikkan dukungan dari rumah-rumah warga Palestina yang masih tersisa dan yayasan-yayasan komersial di kota tersebut agar memelihara fitur-fitur Islamnya.

IOA memberlakukan larangan Adzan di Masjid-Masjid di wilayah tersebut sejak beberapa waktu yang lalu, dengan dalih bahwa adzan mengganggu imigran Israel yang sedang tidur.

Selama beberapa bulan terakhir, Israel memang secara terus menerus melakukan penyerbuan ke wilayah Palestina dan melaikukan perebutan paksa properti milik warga sipil, bahkan merebut ribuan rumah tinggal mereka. (ppt/ng) dikutip oleh SuaraMedia.com

Tidak ada komentar:

Comments

Photobucket